Teks Ilmiah sebagai Penghubung antara Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat
Abstrak
Kata Kunci
Pendahuluan
Ilmu pengetahuan berkembang melalui proses penelitian, teoritisasi, dan evaluasi secara kritis. Namun, tidak semua temuan ilmiah otomatis sampai ke masyarakat atau digunakan untuk pemecahan masalah konkret. Di sinilah peran teks ilmiah baik dalam bentuk artikel, laporan penelitian, maupun artikel ilmiah populer menjadi sangat penting sebagai media penghubung antara dunia ilmiah dan khalayak umum.
Menurut Modul 1 Teknik Penulisan Karya Ilmiah (modul dasar), karya tulis ilmiah didefinisikan sebagai “tulisan yang disusun berdasarkan pendekatan metode ilmiah, disajikan dengan format tertentu yang baku”. Modul tersebut menekankan bahwa tujuan penyusunan karya ilmiah, antara lain, adalah “menyebarkan hasil tulisan atau laporan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak terlibat kegiatan penulisan tersebut”. Dengan demikian, idealnya teks ilmiah tidak hanya menjadi konsumsi internal akademis, tetapi harus bisa diakses (secara konsep maupun substansi) oleh masyarakat yang lebih luas.
Namun, kenyataan menunjukkan sering ada hambatan komunikasi antara ilmuwan dan masyarakat baik dalam aspek bahasa, akses publikasi, maupun relevansi temuan terhadap kebutuhan riil masyarakat. Dalam era informasi digital sekarang, harapan agar ilmu pengetahuan lebih mudah “diwabah-kan” ke publik makin besar, tetapi tantangan komunikasi tetap nyata.
Dengan latar tersebut, artikel ini berupaya menjawab pertanyaan: Bagaimana teks ilmiah dapat menjadi penghubung efektif antara ilmu pengetahuan dan masyarakat? Untuk itu, artikel ini akan memaparkan terlebih dahulu permasalahan yang sering terjadi, kemudian strategi agar teks ilmiah bisa menjangkau masyarakat, dan akhirnya rekomendasi agar peranan teks ilmiah lebih optimal.
Permasalahan
Beberapa persoalan utama dalam menjadikan teks ilmiah sebagai penghubung antara ilmu dan masyarakat antara lain:
-
Bahasa teknis dan jargon
Artikel ilmiah sering menggunakan bahasa teknis, terminologi spesifik, dan struktur yang padat sehingga sulit dipahami masyarakat awam. -
Akses publikasi terbatas
Banyak penelitian diterbitkan di jurnal berbayar (paywall) atau dalam bahasa asing, sehingga tidak mudah diakses oleh masyarakat lokal atau praktisi nonakademik. -
Relevansi terhadap kebutuhan masyarakat
Terkadang penelitian lebih berorientasi pada pengembangan teori atau aspek metodologis tanpa langsung menjawab persoalan praktis masyarakat. -
Kurangnya upaya diseminasi
Bahkan bila penelitian relevan, sering tidak ada usaha sistematis untuk “menerjemahkan” hasil penelitian menjadi rekomendasi kebijakan, media populer, atau format yang mudah dicerna masyarakat. -
Hambatan kepercayaan dan pemahaman publik
Masyarakat kadang skeptis terhadap hasil penelitian karena kurang memahami metode atau menganggap peneliti terpisah dari realitas sosial.
Pembahasan
1. Fungsi Teks Ilmiah sebagai Penghubung
Teks ilmiah berperan sebagai media komunikasi ilmiah menyampaikan ide, hasil penelitian, dan pengetahuan baru serta menyediakan dasar bagi keputusan berbasis bukti. Dalam konteks pengembangan sosial, teks ilmiah dapat:
-
Menyajikan data dan temuan yang valid bagi pembuat kebijakan atau lembaga masyarakat
-
Memberi pengetahuan dasar kepada publik agar masyarakat lebih kritis terhadap isu ilmiah
-
Menjadi landasan bagi advokasi, pendidikan sains (science education), dan literasi ilmiah
Konsep ilmu warga (citizen science) misalnya, menunjukkan bagaimana masyarakat bisa dilibatkan dalam penelitian dan pada saat yang sama memperoleh manfaat edukatif dan kesadaran ilmiah. Dengan demikian, teks ilmiah tidak sekadar eksklusif, tetapi bisa bersifat dialogis antara peneliti dan warga.
2. Strategi Penyusunan Teks Ilmiah Agar Relevan dan Komunikatif
Berikut beberapa strategi agar teks ilmiah menjadi lebih jembatan yang efektif:
1. Fungsi Teks Ilmiah sebagai Penghubung
Teks ilmiah berperan sebagai media komunikasi ilmiah — menyampaikan ide, hasil penelitian, dan pengetahuan baru serta menyediakan dasar bagi keputusan berbasis bukti. Dalam konteks pengembangan sosial, teks ilmiah dapat:
Menyajikan data dan temuan yang valid bagi pembuat kebijakan atau lembaga masyarakat
Memberi pengetahuan dasar kepada publik agar masyarakat lebih kritis terhadap isu ilmiah
Menjadi landasan bagi advokasi, pendidikan sains (science education), dan literasi ilmiah
Konsep ilmu warga (citizen science) misalnya, menunjukkan bagaimana masyarakat bisa dilibatkan dalam penelitian dan pada saat yang sama memperoleh manfaat edukatif dan kesadaran ilmiah. Dengan demikian, teks ilmiah tidak sekadar eksklusif, tetapi bisa bersifat dialogis antara peneliti dan warga.
2. Strategi Penyusunan Teks Ilmiah Agar Relevan dan Komunikatif
Berikut beberapa strategi agar teks ilmiah menjadi lebih jembatan yang efektif:
Gunakan versi ringkasan popu
opular summary)
Di samping versi asli ilmiah, sediakan ringkasan dalam bahasa sederhana (bahasa nonteknis), menjelaskan tujuan, temuan, dan implikasi secara singkat.-
Pilih media publikasi yang dapat diakses publik
Misalnya jurnal akses terbuka (open access), majalah ilmiah populer, blog ilmiah institusi, majalah umum, media sosial lembaga, dan platform berita sains. -
Gunakan narasi kontekstual dan contoh konkret
Menyertakan studi kasus, ilustrasi, cerita nyata dari lapangan agar pembaca jembatan (middle reader) bisa merasakan relevansi. -
Kolaborasi dengan media atau jurnalis ilmiah
Peneliti bisa bekerja sama dengan wartawan untuk menyusun artikel sains populer berdasarkan hasil penelitian mereka. -
Gunakan infografik, visualisasi data, dan multimedia
Diagram, grafik, video pendek dapat membantu menyampaikan informasi kompleks agar lebih mudah ditangkap. -
Hindari jargon yang tidak perlu / sertakan glosarium
Bila perlu, sisipkan glosarium pendek untuk istilah teknis atau bahasa asing. -
Fokus pada implikasi dan rekomendasi praktis
Bukan hanya temuan akademik, tapi juga “apa yang bisa dilakukan masyarakat atau pengambil kebijakan berdasarkan hasil penelitian”.
3. Contoh Penerapan dan Tinjauan Kasus
Sebagai ilustrasi, penelitian tentang perilaku kesehatan masyarakat dapat menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal, namun juga diringkas menjadi infografik di media lokal atau blog kampus agar keluarga dan petugas kesehatan daerah bisa memahaminya.
Lebih jauh, dalam bidang sosial-humaniora, ada pentingnya hubungan antara ilmu dan kebudayaan. Dalam artikel “Hubungan dan Peranan Ilmu terhadap Pengembangan Kebudayaan Nasional”, Surajiyo menegaskan bahwa ilmu (ilmu pengetahuan sistematis) dapat mempengaruhi budaya melalui pengembangan pengetahuan yang sistematis dan aplikatif dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk. Artikel seperti itu bisa diperluas menjadi tulisan populer yang menjembatani antara nilai budaya lokal dan hasil kajian ilmiah.
Juga, dalam konteks pendidikan masyarakat, peran ilmu pengetahuan sosial sangat nyata dalam membantu siswa atau masyarakat memahami dinamika sosial kontemporer, serta memfasilitasi pengembangan kapasitas warganegara yang kritis dan adaptif . Teks ilmiah dalam bidang ini bila dikomunikasikan dengan baik bisa memperkuat kesadaran sosial dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
4. Tantangan dan Mitigasi
Beberapa tantangan dan strategi mitigasi:
-
Resistensi terhadap bahasa ilmiah mitigasi: versi populer, kolaborasi media, pelatihan komunikasi sains
-
Masalah hak cipta dan paywall mitigasi: pilih jurnal akses terbuka, arsip institusi (repository) terbuka
-
Keterbatasan kapasitas ilmuwan dalam komunikasi publik mitigasi: training penulisan populer, workshop media
-
Sensasi atau penyederhanaan berlebihan (over-simplification) mitigasi: tetap menjaga akurasi data dan menyertakan link ke versi ilmiah asli
Dengan strategi tersebut, teks ilmiah bisa lebih menjangkau masyarakat luas, memperkuat dampak sosial penelitian, serta menjaga kredibilitas ilmiah.
Komentar
Posting Komentar